Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1


Oleh : Herry Pernando


Sumber gambar : https://mediamagelang.pikiran-rakyat.com

Semboyan dalam dunia pendidikan yang paling populer dari hasil pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) adalah semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani

Ing Ngarso Sung Tulodo Artinya di depan memberikan teladan. seorang guru di depan harus mampu menjadi contoh bagi anak didiknya, baik sikap maupun pola pikirnya. 

Ing Madyo Mangun Karsa Artinya di tengah memberikan semangat. bila guru berada di antara anak didiknya, maka guru harus mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi anak didik sehingga  diharapkan meraka bisa lebih maju dalam belajar.

Tut Wuri Handayani Artinya di belakang memberi dorongan. guru mendorong terwujudnya pendidikan yang tidak menghalangi rasa ingin tahu siswa, serta selalu memberi motivasi bagi siswa. Guru memberikan kemerdekaan dalam belajar bagi siswa-siswanya.


KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan itu, menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh petani di lahan yang telah disediakan. Petani memiliki beragam jenis benih, ada benih jagung, benih padi, benih kedelai dan lain-lain. sebagai seorang Petani yang baik, petani diharapkan menanam benih sesuai dengan perlakuannya. Tidak bisa misalnya benih padi diberi perlakuan seperti benih jagung, begitu juga sebaliknya.

Dan petani juga tidak bisa memaksakan benih padi untuk tumbuh menjadi jagung, dan sebaliknya benih jagung tidak bisa tumbuh menjadi padi. Begitu juga di dunia pendidikan. Dikelas kita memiliki beragam siswa, biarlah siswa itu tumbuh sesuai dengan potensinya. Kita tidak bisa memasakan anak yang mampu dibidang olahraga misalnya, untuk mampu di bidang eksak sedangkan dia tidak mampu di bidang tersebut, Jadi biarlah siswa itu tumbuh dan menggali potensi sesuai dengan kodratnya.

KHD juga menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini  menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad ke-21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya murid di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan murid di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur. Begitu juga konteks sosial budaya murid yang berada di perkotaan tentu berbeda dengan murid yang berada di pedesaan.

Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya Budi Pekerti. Menurut KHD Budi Pekerti adalah perpaduan antara Cipta, rasa dan Karsa sehingga menimbulkan tenaga. Cipta itu pikiran, rasa itu itu perasaan dan Karsa adalah kehendak. Perkembangan semuanya itu harus berjalan seimbang dan menyeluruh.

Sebelum mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya percaya bahwa anak seperti kertas kosong yang bisa dibentuk sesuai dengan keinginan saya. dalam pemikiran saya, saya bisa membentuk anak dengan melatih anak secara kontinyu untuk mampu berprestasi dibidang olahraga. namun hal tersebut tidaklah cukup, perlu ada bakat alami anak terlebih dahulu agar kita bisa mengembangkan potensi anak tersebut. Atau dalam bahasa KHD, “ menebalkan garis-garis samar yang terdapat pada setiap anak”.

Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran KHD, yang berubah dari saya adalah saya tidak bisa memaksakan kehendak saya untuk menuntut semua anak harus bisa dengan standar nilai yang sama sebab setiap anak itu berbeda tentu kemampuannya sudah pasti berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Kemudian yang dapat segera saya lakukan adalah mengidentifikasi dan mengelompokkan peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya. setelah itu baru memberikan pelajaran yang menyenangkan sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.

Demikian Kesimpulan dan refleksi saya terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Posting Komentar

0 Komentar